Shunt dalam PACK sel daya pada dasarnya adalah sebuah resistor yang mendeteksi nilai arus yang mengalir melaluinya.Karena nilai arus tidak mudah dipantau, sebagian besar arus diubah menjadi tegangan, yaitu bila arus yang melalui resistor turun tegangan, deteksi nilai tegangan, dapat dihitung melalui nilai arus, menurut U=IR.
Metode ini memerlukan shunt yang cukup presisi, dan nilai resistansi harus sekecil mungkin seiring dengan perubahan suhu, dan kenaikan suhu tidak boleh terlalu tinggi, sehingga diperoleh tiga parameter utama berikut:
1.Ketepatan
Seperti kita ketahui bersama, nilai resistansi akan berubah seiring dengan perubahan lingkungan layanan dan suhu, namun jika rentang perubahan dapat dikontrol dengan baik, yaitu akurasi yang cukup tinggi, dapat memenuhi persyaratan pemantauan saat ini.Saat ini, keakuratan (deviasi nilai resistansi dari nilai resistansi standar) shunt mencakup ±0,1%, ±0,2%, ±0,5%, dll., yang terkait dengan lingkungan penerapan deteksi shunt saat ini.
2.suhu
Dalam lingkungan aplikasi sistem baterai, persyaratan suhu umumnya -40℃~+85℃. Untuk memastikan bahwa panas yang dihasilkan oleh shunt tidak mempengaruhi penggunaan komponen di sekitarnya, nilai kontrol kenaikan suhu, seperti 100℃, harus dijamin.
3. arus hangat
Semakin kecil penyimpangan suhu, semakin baik stabilitasnya.Untuk mengkarakterisasi kinerja rasio shunting [(r1-r0) /R0] yang berubah seiring perubahan suhu T, satuannya dapat dinyatakan sebagai X%/℃, misalnya rasio shunting 0,2%/℃, berarti perubahan suhu 1℃, deviasi nilai resistansi adalah 0,2% dari nilai nominal.
Cara pengujian koefisien suhu yang ada saat ini adalah dengan menjaga nilai resistansi dalam inkubator pada suhu tinggi (di atas 100℃) selama lebih dari 30 menit, sesuai dengan rumus [(r1-r0) /R0]/(t1-t0 ), dimana R0 adalah resistansi nominal dan T0 adalah suhu ruangan.
